Oleh : Abduh Zulfidar Akaha
Suatu ketika, Hasan Al Bashri menyuruh beberapa muridnya untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Dia berkata, "Temuilah Tsabit Al Bunani dan pergilah kalian bersamanya." Lalu, mereka mendatangi Tsabit yang ternyata sedang iktikaf di masjid. Dan, Tsabit minta maaf karena tidak bisa pergi bersama mereka. Mereka pun kembali lagi kepada Hasan dan memberitahukan perihal Tsabit.
Hasan berkata, "Katakanlah kepadanya, 'Hai Tsabit, apa engkau tidak tahu bahwa langkah kakimu dalam rangka menolong saudaramu sesama muslim itu lebih baik bagimu daripada ibadah haji yang kedua kali?'" Kemudian, mereka kembali menemui Tsabit dan menyampaikan apa yang dikatakan Hasan Al Bashri. Maka, Tsabit pun meninggalkan iktikafnya dan pergi bersama mereka untuk membantu orang yang membutuhkan.
Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Bisa dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan bantuan dalam bentuk materi, memberi pinjaman, memberikan taushiyah keagamaan, meringankan beban penderitaan, membayarkan utang, memberi makan, hingga menyisihkan waktu untuk menunggu tetangga yang sakit.
Pimpinan yang baik juga bermanfaat bagi bawahannya, sebagaimana penguasa yang adil pun bermanfaat bagi rakyatnya. Bahkan, membuat orang lain menjadi gembira juga termasuk amalan bermanfaat yang dicintai oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang membantu kesusahan seorang mukmin dari beberapa kesusahan dunia maka Allah akan membantu kesusahannya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat. Dan, barang siapa yang meringankan beban orang kesulitan maka Allah akan meringankannya dalam urusan dunia dan akhirat." (HR Muslim dan Ahmad).
Adalah ironi jika banyak orang kaya yang lebih senang naik haji berulang kali daripada membantu kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan. Banyak juga orang kaya yang jor-joran membangun masjid mewah, sedangkan di sekelilingnya masih banyak kaum fakir miskin yang membutuhkan bantuan. Padahal, Allah tidak butuh disembah dengan indahnya masjid ataupun ibadah haji yang berulang-ulang. Wallahu a'lam bishshawab.
Mei 30, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar