Empat hal yang menyenangkan hati bila dipandang: Apa dan siapa saja yang dicintai, segala sesuatu yang kehijauan, air yang mengalir, dan wajah yang bagus, cantik, dan indah - Nabi Muhammad SAW
Ibadah haji sebenarnya juga ibadah tentang kelestarian alam. Sabda Nabi yang dikutip itu -- hadis riwayat Al Hakim -- hingga kini diteladani para jemaah haji. Dahulu, selama menunaikan ibadah haji, Rasulullah juga menyempatkan diri untuk melihat-lihat pemandangan yang hijau, terdiri dari pohon-pohon kurma, dengan sungai yang jernih mengalir, atau oase. Sekarang, jika ibadah telah selesai, ada saja rombongan yang berpiknik ke oase. Kita mandi-mandi di oase yang tentu saja tidak dalam, dengan pakaian lengkap, sambil bersirat-siratan air yang jernih tak ternoda sedikit pun. Para jemaah pada berseru satu sama lain dengan julukan baru: ''He, Haji! He, Hajah!'' dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan.
Meski bergembira, kita juga berdisiplin. Semua kegiatan piknik itu tetap menjaga kelestarian alam. Artinya, termasuk juga jika kegiatan itu sampai membuat ranting suatu pohon yang hidup patah, maka kita dikenai denda. Pernah pula seorang jemaah yang tanpa sengaja jari tangannya tertusuk duri hingga berdarah, maka jemaah itu dikenai denda juga. Jadi, selama beribadah haji itu, kita dilarang menyakiti alam dan menyakiti diri sendiri, walau tanpa sengaja.
Di tepi kuburan Baqi', yang sibuk oleh para jemaah yang menziarahi makam Usman bin Affan r.a., di antaranya juga sibuknya para penjual makanan burung. Para jemaah membeli biji-bijian itu dan menebarkannya ke kerumunan merpati, maka berebutanlah burung-burung itu dengan ramainya. Sementara itu kita juga tidak boleh membawa batu-batuan atau tanah maupun segala sesuatu benda dari Tanah Suci, untuk dibawa pulang ke Tanah Air. Bahwa alam dengan segala isinya, harus tetap dipertahankan seutuhnya, supaya dapat diwariskan kepada anak cucu dengan sebaik-baiknya. Manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda, merupakan satu kesatuan, yang harus lestari sepanjang semesta membentang.
Jika kita memelihara kelestarian alam -- terasa sekali kita mencarinya dalam keseimbangan tawaf -- maka hal itu merupakan sebagus-bagusnya warisan bagi anak cucu di kelak kemudian hari.
Desember 07, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar